TfGlGSClGfW5Tpr6TfMlTfM5Ti==
Breaking
News

Tokoh Muhammadiyah dan NU: Soeharto Layak Jadi Pahlawan Nasional, Teladannya Harus Diteruskan Generasi Muda

Ukuran huruf
Print 0

Jakarta, channeltvone.com - Dukungan terhadap penganugerahan gelar Pahlawan Nasional bagi Presiden ke-2 Republik Indonesia, Jenderal Besar H.M. Soeharto, terus menguat. 

Dalam dialog bertajuk “Bangsa Besar Menghormati Jasa Pemimpin dan Pahlawannya” yang disiarkan Kompas TV, tokoh dari Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) sepakat bahwa jasa besar Soeharto bagi bangsa layak dikenang dan dijadikan teladan oleh generasi muda Indonesia.

Pimpinan Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah, Dr. Makroen Sanjaya, menyatakan bahwa penilaian terhadap sosok Soeharto tidak bisa dilakukan secara parsial.

“Muhammadiyah sudah mengkaji dari ketokohan beliau sebagai Presiden ke-2. Kita menilai sosoknya secara komprehensif, tidak bisa sepotong-sepotong. Sejak zaman revolusi kemerdekaan, beliau sudah memberikan kontribusi besar bagi bangsa,” ujarnya.

Makroen menuturkan bahwa Soeharto berperan penting dalam berbagai fase sejarah bangsa, mulai dari menanggulangi kudeta kelompok kiri pada 1946 hingga memimpin Serangan Umum 1 Maret di Yogyakarta.

“Ketika itu Pak Harto tampil sebagai tokoh yang mampu menjaga keutuhan negara. Serangan Umum 1 Maret menjadi bukti peran strategis beliau dalam mempertahankan kemerdekaan,” katanya.

Lebih jauh, ia menyoroti capaian Soeharto di bidang pembangunan nasional yang membuat Indonesia diakui dunia.

“Beliau membawa bangsa ini pada masa swasembada pangan dan diakui secara internasional, bahkan berpidato di forum FAO sebagai bukti pengakuan dunia terhadap Indonesia,” jelas Makroen.

Ia juga mengingatkan bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang mampu menghargai jasa pemimpinnya.

“Dalam filosofi Jawa ada istilah mikul ndhuwur, mendem njero. Tidak ada manusia yang sempurna, tapi kalau kita hanya mencari kesalahan masa lalu, bangsa ini tidak akan maju. Sejarah itu cermin pembelajaran, tapi arah kita tetap ke depan,” tegasnya.

Makroen menilai, semangat pengorbanan dan keteladanan yang diwariskan oleh Soeharto perlu diteladani oleh generasi muda masa kini.

“Kalau anak muda sekarang tidak mencerminkan dua hal itu berani berkorban dan berprestasi maka cita-cita Indonesia Emas 2045 bisa sulit tercapai,” ujarnya.

Senada dengan itu, Wakil Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan tokoh NU, KH Arif Fahrudin, menilai bahwa kunci kepahlawanan terletak pada dua hal, yaitu jasa dan pengorbanan.

“Pahlawan itu mereka yang berjasa kepada bangsa dan negara serta rela mengorbankan apa pun yang dimilikinya demi tujuan bersama,” ungkapnya.

Menurut Arif, Soeharto adalah figur yang memenuhi kriteria tersebut karena telah berjuang sejak masa revolusi hingga menjadi Presiden yang membawa stabilitas nasional.

“Beliau berjuang sejak pra-kemerdekaan, masa transisi, sampai memimpin Indonesia. Sosok yang konsisten menjaga keutuhan bangsa dan membangun dasar kemajuan nasional,” jelasnya.

Ia juga menekankan pentingnya rasa syukur dan penghormatan terhadap jasa para pemimpin.

“Kalau kita tidak pandai menghargai jasa para pendahulu, berarti kita tidak pandai bersyukur atas nikmat kemerdekaan ini. Dalam Islam disebutkan, siapa yang pandai bersyukur, nikmatnya akan ditambah. Tapi kalau tidak, yang datang justru ujian,” tegas Arif.

Arif menambahkan, generasi muda harus meneladani perjuangan para tokoh bangsa, sebagai inspirasi untuk membangun Indonesia yang lebih maju. Rill/Red

Tokoh Muhammadiyah dan NU: Soeharto Layak Jadi Pahlawan Nasional, Teladannya Harus Diteruskan Generasi Muda
Periksa Juga
Next Post

0Komentar

Tautan berhasil disalin